Wednesday, June 5, 2019
Saturday, February 16, 2019
Renungan Untuk Peringatan Arwah Yang Telah Meninggal
14 Setelah mendengar kata-kata Yesus itu, orang-orang Farisi yang
cinta uang mulai mengejek dia.+ 15 Maka, Yesus berkata kepada mereka, ”Kalian memberi kesan kepada
orang-orang bahwa kalian berbuat benar,+ tapi
Allah tahu isi hati kalian.+ Apa
yang dianggap penting di mata manusia sebenarnya menjijikkan di mata Allah.+16 ”Taurat dan Tulisan Para Nabi diberitakan sampai zaman Yohanes.
Sejak waktu itu, Kerajaan Allah diberitakan sebagai kabar baik, dan setiap
orang berupaya keras untuk masuk ke sana.+ 17 Ya, sekalipun langit dan bumi lenyap, tidak mungkin ada satu huruf
atau satu titik pun dari Taurat yang tidak terwujud.+18 ”Kalau seseorang menceraikan istrinya dan menikahi wanita lain,
dia berzina. Orang yang menikahi wanita yang diceraikan suaminya itu juga
berzina.+19 ”Ada seorang pria kaya. Bajunya dari kain ungu dan kain linen yang
mahal. Tiap hari dia hidup senang dan mewah. 20 Ada pengemis bernama Lazarus yang sering dibawa ke depan gerbang
rumah orang kaya itu. Badannya penuh bisul. 21 Pengemis itu ingin mengisi perutnya dengan sisa makanan yang jatuh
dari meja orang kaya itu. Bahkan anjing-anjing sering datang dan menjilati bisulnya.22 Belakangan, pengemis itu mati dan para malaikat membawanya ke sisi
Abraham.*”Orang kaya itu
juga mati dan dikubur. 23 Ketika sedang menderita di Kuburan,* dia
memandang ke atas dan dari jauh melihat Abraham dan Lazarus di sisinya.* 24 Maka dia berseru, ’Bapak Abraham, kasihanilah saya. Suruh Lazarus
mencelupkan ujung jarinya ke air dan menyejukkan lidah saya. Saya sangat menderita
dalam api yang berkobar ini.’ 25 Tapi Abraham berkata, ’Nak, ingatlah bahwa selama hidupmu kamu
mendapat banyak hal baik, tapi Lazarus mendapat hal-hal buruk. Sekarang dia
sedang dihibur di sini, tapi kamu sangat menderita. 26 Selain itu, ada jurang besar yang dibuat di antara kami dan
kalian. Dari sini tidak ada yang bisa pergi ke tempat kalian. Dari sana juga
tidak ada yang bisa menyeberang ke tempat kami.’ 27 Lalu dia berkata, ’Kalau begitu, saya mohon Bapak menyuruh dia ke
rumah ayah saya. 28 Saya masih punya lima kakak adik. Suruhlah dia memperingatkan
mereka supaya mereka tidak masuk juga ke tempat siksaan ini.’ 29 Tapi Abraham berkata, ’Mereka punya tulisan Musa dan Para Nabi.
Mereka bisa mendengarkan semua itu.’+ 30 Lalu dia berkata, ’Mereka tidak akan mendengarkan itu, Bapak
Abraham. Tapi kalau ada orang mati yang hidup lagi dan menemui mereka, mereka
akan bertobat.’ 31 Tapi Abraham berkata, ’Kalau mereka tidak mendengarkan tulisan
Musa+dan Para
Nabi, mereka juga tidak akan mendengarkan orang mati yang hidup lagi.’”
Bacaan II 1 Korintus 15: 12-23
12 Kalau kita memberitakan bahwa Kristus sudah dibangkitkan dari
antara orang mati,+ kenapa
di antara kalian ada yang bilang bahwa tidak ada kebangkitan bagi orang mati? 13 Seandainya kebangkitan bagi orang mati memang tidak ada, dulu
Kristus juga tidak dibangkitkan. 14 Tapi kalau Kristus tidak dibangkitkan, pemberitaan kita sia-sia,
dan iman kalian juga sia-sia. 15 Selain itu, kalau orang mati memang tidak dibangkitkan, Allah
tidak membangkitkan Kristus juga, dan itu berarti kita memberikan kesaksian palsu
tentang Allah,+ karena
kita bersaksi bahwa Dia membangkitkan Kristus.+ 16 Kalau orang mati memang tidak dibangkitkan, Kristus juga tidak
dibangkitkan. 17 Lalu kalau Kristus tidak dibangkitkan, iman kalian sia-sia, dan
kalian tetap berdosa.+18 Itu juga berarti bahwa orang yang tidur dalam kematian sebagai
orang yang bersatu dengan Kristus sudah binasa.+ 19 Kalau harapan kita sebagai pengikut Kristus hanya untuk kehidupan
yang sekarang, kitalah yang paling malang di antara semua orang.20 Tapi sekarang, Kristus sudah dibangkitkan dan menjadi yang pertama
dibangkitkan* dari antara
orang yang sudah tidur dalam kematian.+ 21 Sama seperti kematian ada karena satu orang,+kebangkitan
bagi orang mati ada karena satu orang.+ 22 Semuanya mati karena Adam,+ dan
semuanya akan dihidupkan karena Kristus.+ 23 Tapi, setiap orang dibangkitkan sesuai dengan urutannya: Kristus
adalah yang pertama,*+ lalu
selama kehadirannya, orang-orang milik Kristus.
Namun
dari manakah kita dapat mengerti Alkitab? Dari Roh Kudus. Roh Kudus memimpin
kita ke dalam arti yang sesungguhnya dari Alkitab. Melalui Alkitab kita
dipimpin seluruhnya ke dalam pengenalan akan Yesus Kritus. Melalui Kristus kita
mengenal Allah Bapa yang sesungguhnya. Dengan perkataan lain, kunci kita
mengenal Alkitab adalah Roh Kudus; Kunci kita mengenal Yesus Kristus adalah
Alkitab; dan kunci kita mengenal Allah
Bapa adalah Yesus Kristus. Dengan demikian kita mengenal Allah melalui Kristus;
kita mengenal Kristus melalui Firman-Nya, dan kita mengerti Firman melalui Roh
Kudus.Kita mengenal Roh Kudus dari hubugan/relasi kita dgn Allah,kita hanya
bisa berelasi dgn Allah hanya dlm Roh karena Allah itu ROH ADANYA.
Yang membuat PENTING suatu berita adalah:
1)Dari Mana Berita,2)Siapa membawa berita,3)Kepada Siapa berita itu
disampaikan,4)Berita itu tentang APA.5)Apa dan dari mana kita mengerti 1sd 4
karena ROH.
[5:58 AM, 2/16/2019] J. Marsello Ginting:
Manusia itu penting:suara-kalau sso mengetuk rmh,wajah-berubah ttp sama,suratan
tangan,Roh,mata,tangan,pikiran,dll
Bgm Tuhan menyiapkan dunia tehnologi ini
sehingga semua jd simpel,tdk perlu meja,tdk perlu beli tinta,bahkan sy menulis
sambil tidur.kita bisa merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.
"...Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk." Lukas 16:25a
Kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin ini menjadi peringatan bagi umat Tuhan di akhir zaman ini. Banyak ayat dalam Alkitab begitu tegas menegur dan memperingatkan orang kaya. Yesus berkata, "...sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Matius 19:23-24).
Ternyata tidak mudah bagi orang kaya masuk sorga. Bukan berarti orang kaya yang sudah menikmati banyak kesenangan di bumi tidak bisa menikmati sorga pula. Orang-orang kaya yang hatinya hanya tertuju pada hartanya itulah yang menyulitkan mereka masuk sorga, seperti tertulis: "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Orang kaya yang digambarkan dalam ayat nas di atas adalah orang kaya yang egois; hidupnya hanya berpusat pada diri sendiri dan tidak pernah berbuat baik, padahal Tuhan sudah memberi kesempatan kepadanya untuk berbuat baik yaitu melalui Lazarus yang sakit dan miskin, yang untuk makan saja mengharapkan sisa makanan dari orang kaya itu. Karena penderitaan dan sakit penyakit Lazarus meninggal. Orang kaya pun meninggal. Tapi nasib keduanya jauh berbeda. Lazarus yang mengalamai penderitaan di bumi memperoleh kemuliaan bersama Tuhan, karena meski di dunia menderita ia tidak melepaskan imannya kepada Tuhan sampai akhir. Sebaliknya, orang kaya yang bergelimang harta saat di bumi harus mengalami penderitaan kekal, karena selama di bumi yang dipikirkannya hanyalah harta, harta dan harta. Ia tidak memiliki belas kasih kepada orang miskin.
Jadi, apalah artinya seseorang memiliki harta yang berlimpah-limpah bila akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal? Namun, miskin dan menderita di bumi juga bukanlah ukuran bagi seseorang bahwa ia akan masuk sorga, karena bila menolak anugerah dan keselamatan dari Tuhan ia pun akan binasa. Sebab penghukuman kekal sudah tersedia bagi siapa pun (kaya atau miskin) yang menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Ini peringatan bagi orang kaya: "...agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang..." (1 Timotius 6:18-19).
Pertanyaan: Apakah Lukas 16:19-31 merupakan
sebuah perumpamaan atau peristiwa yang benar-benar terjadi?
Jawaban: Lukas 16:19-31 telah menjadi fokus dari banyak kontroversi. Beberapa orang menganggap kisah orang kaya dan Lazarus sebagai kisah nyata yang benar-benar terjadi. Sementara yang lain menganggapnya sebagai perumpamaan atau alegori semata.
Mereka yang menafsirkan narasi ini sebagai kejadian yang nyata memiliki beberapa alasan untuk menganggapnya demikian. Pertama, kisah ini tidak pernah disebut sebagai perumpamaan. Banyak kisah lain yang diceritakan oleh Yesus memang dirujuk sebagai perumpamaan, seperti halnya perumpamaan mengenai penabur dan benih (Luk 8:4); orang kaya yang bodoh (Luk 12:16); pohon ara yang tidak berbuah (Luk 13:6); dan pesta perkawinan (Luk 14:7). Kedua, kisah orang kaya dan Lazarus ini menggunakan nama yang benar-benar ada. Kekhususan semacam ini membedakannya dari perumpamaan biasa, di mana karakternya tidak bernama.
Ketiga, cerita yang istimewa ini tampaknya tidak sesuai dengan definisi dari perumpamaan itu sendiri, yang merupakan presentasi dari kebenaran rohani dengan menggunakan ilustrasi duniawi. Cerita tentang orang kaya dan Lazarus menyajikan kebenaran rohani secara langsung, tanpa metafora duniawi. Sebagian besar dari kisah ini mengambil lokasi di alam maut, yang bertentangan dengan perumpamaan, yang biasanya dijelaskan dalam konteks duniawi.
Sebaliknya, kelompok lain bersikeras bahwa cerita ini adalah perumpamaan dan bukan kejadian yang benar-benar terjadi. Mereka menunjukkan bahwa praktik standar Yesus adalah dengan menggunakan perumpamaan dalam pengajaran-Nya. Mereka tidak menganggap argumen dari pihak satunya cukup kuat untuk merujuk kisah ini sebagai kisah nyata. Lagipula, ada beberapa aspek dari kisah tersebut yang tampaknya tidak selaras dengan bagian Alkitab yang lainnya. Contohnya, apakah orang di neraka dan orang-orang di surga bisa saling melihat satu sama lain dan saling berbicara antara satu dengan yang lainnya?
Yang terpenting dari kisah ini, baik kejadian nyata atau pun hanya perumpamaan, ajaran di baliknya tetap sama. Bahkan jika kisah ini tidaklah "nyata," namun intinya tetap realistis. Perumpamaan atau bukan, Yesus jelas menggunakan cerita ini untuk mengajarkan bahwa setelah kematian, orang yang tidak tinggal dalam kebenaran akan mengalami pemisahan yang kekal dari Allah.
Mereka akan mengingat penolakan mereka terhadap Injil. Mereka akan berada dalam siksaan. Kondisi mereka saat itu sudah tidak dapat diubah. Dalam Lukas 16:19-31, baik itu cuma perumpamaan ataupun memang kisah nyata, Yesus dengan jelas mengajarkan mengenai keberadaan surga dan neraka, serta tipu daya kekayaan bagi mereka yang bersandar pada kekayaan materinya.
Jawaban: Lukas 16:19-31 telah menjadi fokus dari banyak kontroversi. Beberapa orang menganggap kisah orang kaya dan Lazarus sebagai kisah nyata yang benar-benar terjadi. Sementara yang lain menganggapnya sebagai perumpamaan atau alegori semata.
Mereka yang menafsirkan narasi ini sebagai kejadian yang nyata memiliki beberapa alasan untuk menganggapnya demikian. Pertama, kisah ini tidak pernah disebut sebagai perumpamaan. Banyak kisah lain yang diceritakan oleh Yesus memang dirujuk sebagai perumpamaan, seperti halnya perumpamaan mengenai penabur dan benih (Luk 8:4); orang kaya yang bodoh (Luk 12:16); pohon ara yang tidak berbuah (Luk 13:6); dan pesta perkawinan (Luk 14:7). Kedua, kisah orang kaya dan Lazarus ini menggunakan nama yang benar-benar ada. Kekhususan semacam ini membedakannya dari perumpamaan biasa, di mana karakternya tidak bernama.
Ketiga, cerita yang istimewa ini tampaknya tidak sesuai dengan definisi dari perumpamaan itu sendiri, yang merupakan presentasi dari kebenaran rohani dengan menggunakan ilustrasi duniawi. Cerita tentang orang kaya dan Lazarus menyajikan kebenaran rohani secara langsung, tanpa metafora duniawi. Sebagian besar dari kisah ini mengambil lokasi di alam maut, yang bertentangan dengan perumpamaan, yang biasanya dijelaskan dalam konteks duniawi.
Sebaliknya, kelompok lain bersikeras bahwa cerita ini adalah perumpamaan dan bukan kejadian yang benar-benar terjadi. Mereka menunjukkan bahwa praktik standar Yesus adalah dengan menggunakan perumpamaan dalam pengajaran-Nya. Mereka tidak menganggap argumen dari pihak satunya cukup kuat untuk merujuk kisah ini sebagai kisah nyata. Lagipula, ada beberapa aspek dari kisah tersebut yang tampaknya tidak selaras dengan bagian Alkitab yang lainnya. Contohnya, apakah orang di neraka dan orang-orang di surga bisa saling melihat satu sama lain dan saling berbicara antara satu dengan yang lainnya?
Yang terpenting dari kisah ini, baik kejadian nyata atau pun hanya perumpamaan, ajaran di baliknya tetap sama. Bahkan jika kisah ini tidaklah "nyata," namun intinya tetap realistis. Perumpamaan atau bukan, Yesus jelas menggunakan cerita ini untuk mengajarkan bahwa setelah kematian, orang yang tidak tinggal dalam kebenaran akan mengalami pemisahan yang kekal dari Allah.
Mereka akan mengingat penolakan mereka terhadap Injil. Mereka akan berada dalam siksaan. Kondisi mereka saat itu sudah tidak dapat diubah. Dalam Lukas 16:19-31, baik itu cuma perumpamaan ataupun memang kisah nyata, Yesus dengan jelas mengajarkan mengenai keberadaan surga dan neraka, serta tipu daya kekayaan bagi mereka yang bersandar pada kekayaan materinya.