Wednesday, November 14, 2018
10 cara bijak mengatasi kesombongan
10 cara bijak mengatasi kesombongan
Baru-baru ini seorang teman bertanya bagaimana cara mengatasi sikap kesombongan dalam diri kita. Aku hadirkan renungan ini dan semoga memberi sesuatu bermakna bagi kita semua karena bagaimanapun setiap orang anda dan saya pernah bersikap sombong.
1. Sadarilah bahwa keberhasilan; jabatan atau pekerjaan, harta atau materi bukanlah merupakan hasil dari perjuanganmu semata. Itu juga merupakan peran dari orang lain yang mendukungmu baik lewat doa, bantuan maupun cara yang lain.
2. Berkaitan dengan itu juga sadarilah bahwa Allah “mengutus” orang lain untuk membantu kesuksesanmu dalam hidup. Maka jangan juga lalaikan peran dan campur tangan Allah di dalam hidupmu.
3. Tujuan utama hidup bukanlah mau mencari harta namun mencari kebahagiaan. Karena itu harta tidak akan selalu memberi kebahagiaan bahkan justru sebaliknya membuatmu semakin tinggi hati. Kebahagiaan sejati terletak dalam relasi akrab dengan Allah.
4. Sadarilah bahwa hidup itu bagaikan roda berputar yang berarti tidak selamanya kamu akan menikmati kegembiraan namun juga pada suatu saat kamu akan mengalami sesuatu yang pahit. Karena itu saat kamu dalam singgasana kebahagiaan jangan melupakan orang lain atau jangan meninggalkan mereka.
5. Belajarlah dari ilmu padi yang semakin berisi semakin menunduk (rendah hati). Belajarlah dari kepribadian Yesus yang senantiasa bersikap rendah hati. Ia mengatakan, “Siapa yang meninggikan diri akan direndahkan dan yang merendahkan diri akan ditinggikan. (Lukas 14:11)
6. Kesombongan adalah racun dalam kehidupan bersama sedangkan kerendahan hati adalah madu. Karena itu kamu tidak akan bisa hidup seorang diri melainkan tetap membutuhkan orang lain.
7. Hayatilah imanmu yang mengajakmu senantiasa menghargai ciptaan lain bahkan sekalian mahkluk harus dihargai karena itu juga merupakan ciptaan Allah.
8. Pandanglah sejenak “ke atas.” Itu bisa menjadi renungan untukmu bahwa masih ada “sesuatu” di atasmu. Pasti juga masih ada orang yang lebih hebat darimu karena itu sadarilah kondisi itu.
9. Kesombongan bisa saja menjadikanmu lupa diri dan lupa sejarah hidupmu. Merenunglah sejenak bagaimana kamu bejuang dan mengalami pahit getirnya hidup. Ini akan mengajakmu peduli dengan orang lain.
10. Berdoalah mohon kerendahan hati. Tanpa bantuan Allah dan peran Roh Kudus kamu tidak akan mampu mengatasi kesombongan itu.
Doa
Ya Bapa yang penuh cinta. Syukur atas hari yang baru yang Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga kami mampu mengisi hari ini sesuai dengan kehendak-Mu. Dan bimbinglah kami senantiasa agar bersikap rendah hati dalam perkataan dan perbuatan. Dengan demikian kami sungguh menjadi saudara bagi sesama. Demi Kristus Tuhan kami. Amen.
Source : fb Yos'Ivo Ofmcap Yosin
10 Persiapan Praktis Mengikuti Perayaan Ekaristi
INSPIRASI HARI INI (~10 Persiapan Praktis Mengikuti Perayaan Ekaristi~)
Dalam injil (Mat 5:20-26) di katakan, “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Intinya beragama bukanlah soal pengetahuan, labelitas dan peraturan tetapi penghayatan. Saat ini banyak orang hanya KTP saja (Katolik/Kristen Tanpa Penghayatan). Beberapa umat tidak mempersiapkan hati dengan baik, misalnya membiarkan dirinya dikuasai kemarahan, sakit hati dan tidak segar. Pada saat misa juga asyik mengkotak katik HP. Kita harus merefleksi diri apakah juga sudah memberi diri dan hati demi kesuksesan sebuah perayaan Ekaristi itu? Apakah kamu juga sudah mempersiapkan diri? Apakah kita sungguh mempersiapkan diri untuk menyambut santapan rohani, Tubuh Kristus? Di sini saya men-share beberapa hal yang perlu anda tahu ketika mau ke Gereja dan mau merayakan Ekaristi.
1. Persiapan diri
Anda serius mempersiapkan diri secara fisik. Mandi tentu anda tidak pernah lupa. Memakai pakaian bagus dan necis. Tetapi apakah anda pernah mempersiapkan batin dan hatimu menyambut momen khusus itu, khususnya anda membuka hati akan kedatangan Yesus lewat hosti kudus? Bahkan beberapa di antara kita mungkin tetap memelihara kemarahan, kebencian dan balas dendam saat kamu melangkah masuk ke perjamuan-Nya. Atau juga kadang beberapa keluarga masih sempat bertengkar sebelum berangkat. Bersihkanlah hati dan tenangkan batinmu juga.
2. Rumah Tuhan beda dengan bioskop, mall atau tempat umum lainnya
Saya yakin kamu tahu perbedan dari hal yang saya sebutkan di atas namun kadang dari sikap, kita membuatnya sama saja. Setiakah kamu membuat tanda salib seraya mencelupkan tanganmu ke tempat air kudus yang biasanya tersedia? Apakah kamu berlutut atau menunduk sebagai sikap hormat akan Yesus yang hadir dalam Tabernakel? Dan apakah anda berdoa sejenak sebelum mulai acara perjamuan? Dan bagaima cara jalan, sikap berdiri dan sikap tanganmu saat melangkah ke bangku dan juga selama perayaan?
3. Berpakaianlah dengan layak dan pantas
Ini berkaitan dengan nomor satu di atas namun tentang pakaian ini harus diberi penegasan dan penekanan karena kadang ada di antara umat kurang berpakaian secara pantas dan layak ke Gereja. Ini barangkali dipengaruhi pemikiran bahwa setelah dari Gereja akan pergi ke tempat lain untuk pesta, santai, pertemuan umum sehingga pakaian yang dipakai bukan pakaian yang pantas untuk ke Gereja tetapi untuk ke pesta atau acara sosial lainnya. Lebih baik memakai pakaian yang maksimalis dan harga hemat daripada pakaian minimalis tetapi harganya mahal. Ke gereja bukanlah mau menunjukkan pakaian atau penampilan tetapi “hatimu.” Gereja bukanlah tempat untuk pertunjukkan tetapi tetap tempat rohani untuk memuji, memuliakan dan meluhurkan Allah.
4. Bacalah Kitab Suci
Orang katolik wajib membaca Kitab Suci karena itu jangan simpan Kitab Sucimu begitu lama sehingga sampai kamu tidak tahu di mana lagi Kitab Suci tersimpan. Atau Kitab Sucimu tetap baru karena terus tersimpan dan tidak pernah dibuka dan dibaca. Supaya kamu lebih gampang mengerti isi dan pesan kotbah maka bacalah sebelum kamu pergi ke Gereja. Ada umat Kitab Sucinya baru terus sepanjang masa.
5. Memelihara keheningan dalam kebersamaan
Benar bahwa kamu perlu memelihara relasi pribadi dengan Tuhan dan ini adalah salah satu tujuanmu pergi ke Gereja. Namun perlu diingat bahwa kamu adalah bagian dari umat lain dan Gereja adalah kumpulan orang percaya yang beribadat kepada-Nya. Maka jagalah keheningan dalam kebersamaan. Mungkin orang yang berada di belakangmu sedang berdoa dan hargailah itu. Jangan kamu asyik berbicara satu sama lain dengan teman dan orang lain.
6. Kitab Suci versus Gadget (Blackberry, HP, Ipad, Samsung, android, dst.)
Dulu umat setia membawa Kitab Suci ke Gereja tetapi sekarang umat rasanya lebih tergerak membawa HP/gadget. Sekarang kadang buku lagu pun sudah mulai tertinggal dan digantikan dengan HP/Gadget dst. Kalau kita lupa membawa HP ke Gereja kita akan merasa ada yang kurang dan harus kembali ke rumah mengambilnya padahal Perayaan Ibadat Ekaristi sudah mulai. Kecanggihan tehknologi memang bisa memperlancar pekerjaan kita termasuk Perayaan Ekaristi. Namun apakah anda siap menerima era tekhnologi ini? Atau dengan kata lain semoga anda tidak tergoda untuk asyik memegang alat canggih itu saat yang tidak perlu. Anda asyik ber-BBM ria saat kotbah dst. Keluhan; Imam mengangkat tubuh dan darah Kristus waktu Misa (Doa Syukur Agung) diambil fotonya, orang membaca bacaan dst diambil juga fotonya? Paus Fransiskus mengkritik semua kita dalam hal ini.
7. Berpartisipasi
Dalam liturgi Perayaan Ekaristi ada bagian khusus di mana anda lebih diharapkan partisipasi hati dan namun ada bagian lain dimana dituntut aktif secara verbal khususnya dialog dan lagu-lagu. Maka semangatlah menunjukkan partisipasimu karena bernyanyi lagu rohani (Gereja) dengan baik dan tulus sama dengan dua kali berdoa sebagaimana orang latin katakan bene cantat bis orat.
8. Memberi dengan tulus
Salah satu partisipasi lain yang diharapkan darimu ialah menunjang dan mendukung program gereja supaya berjalan sesuai dengan yang diharapkan sehingga palayanan umat tetap terlaksana dengan baik. Berilah sumbangan atau kolektemu dengan tulus ikhlas dan jangan dibarengi dengan gerutuan dan sungut-sungut. Berilah sesuai dengan kemampuanmu dan kamu tidak pernah dipaksa.
9. Kesatuan hati dengan umat lain
Benar kamu tidak saling mengenal dengan kebanyakan umat lain karena berasal dari tempat yang berbeda. Namun ketidak saling pengenalan itu bukanlah halangan untuk menciptakan kesatuan hati satu sama lain. Kalau kamu menyadari bahwa kamu dan orang lain memuji dan menyembah Allah yang sama, menerima Yesus yang sama lewat hosti kudus maka kamu akan menganggap orang lain sebagai keluarga kristenmu, sahabat kasihmu. Kamu dipersatukan dalam perayaan, satu iman, satu doa, dan satu sakramen maka hendaklah kamu saling menghargai dan setia saling berbagi damai.
10. Kehadiran yang sempurna
Berusahalah datang pada waktunya dan pulang pada waktunya. Jangan datang terlambat dan pulang sebelum waktunya. Kehadiran yang sempurna di sini ialah hadirlah sebelum mulai Perayaan Ekaristi dan pulanglah selesai berkat dan lagi penutup. Ingat sahabatku hanya satu setengah jam saja kamu berada di rumah Tuhanmu maka buatlah itu secara maksimal dan berkualitas. Kalau di tempat lain kamu bisa berjam-jam.
Yos'Ivo Ofmcap Yosin
Tugas Manusia adalah Memanusiakan Manusia
Demikian ujar Multatuli. Bahwa tugas manusia yang hidup itu adalah untuk memanusiakan manusia!
Melihat Indonesia kini, kita telah jauh dari semangat awal kita berdiri dan mendeklarasikan diri sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Kita lebih banyak disibukkan membenci daripada mencintai. Tak ada lagi ruang untuk berbagi cinta, yang ada hanya saling menebarkan benci.
Lantas apa yang kita harapkan dari itu semua? Buat apalagi kita mendaulat diri sebagai sebuah bangsa beradab jika yang ada hanya kebencian? Bukankah bangsa ini merdeka karena cinta yang sama kepada kemanusiaan tanpa memandang suku, agama, ras, dan warna kulitnya?
Kita melihat realitas sosial masyarakat kita hari ini sungguh jauh dari semangat toleransi, apalagi memanusiakan manusia. Kita lebih banyak disuguhkan oleh sikap saling membenci dan menghakimi hanya karena perbedaan keyakinan atau pendapat.
Memang tak ada yang salah dari membela keyakinan/kepercayaan. Tapi pantaskah dilakukan dengan cara mencela keyakinan/kepercayaan orang lain sampai membenci dan menghakimi keyakinan orang yang tak sepaham dengan kita? Rasa-rasanya semua ajaran keyakinan dan agama tak mengajarkan itu. Karena dasar moralitaslah semua agama dan keyakinan disebarkan.
Semua agama dan keyakinan mendasarkan ajarannya kepada moralitas, dan alasan moralitaslah semua perbuatan manusia dilakukan. Seperti perkataan Mahatma Gandhi dalam buku Semua Manusia Bersaudara, moralitas adalah dasar dari segalanya, dan kebenaran adalah hakikat dari moralitas.[1]
Maka selayaknyalah kita menjunjung tinggi kemanusiaan dengan menerapkan nilai moralitas dalam bertingkah laku di masyarakat. Tentunya mesti mulai dari dalam pikiran, seperti perkataan bung Pramoedya Ananta Toer dalam tetralogi buru, Bumi Manusia, seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan.[2] Dasar moralitas ini adalah menentang segala bentuk ketidakadilan, kekerasan, dan segala bentuk rasisme, kejahatan kepada manusia dan kemanusiaan.
Lantas ke mana rasa moralitas kita melihat begitu banyaknya kasus pelanggaran kemanusiaan yang terjadi di sekitar kita? Hampir setiap hari kita disuguhkan oleh pelecehan bahkan kekerasan kemanusiaan. Baik itu berupa rasisme, intimidasi, bahkan kekerasan fisik, semua begitu sering dipertontonkan di tengah-tengah kita tanpa ada rasa berbelas kasih sekalipun. Bahkan lebih banyak tak peduli. Dan yang paling miris malah menyalahkan para korban.
Inilah ironi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita yang ‘beradab’ dan menjunjung tinggi ‘moralitas’ yang entah ‘moralitas’ itu benar-benar ajaran kepercayaan/agama mereka.
Jika benar kita merasa manusia beradab dan menjunjung tinggi moralitas, semestinya kita akan mengecam keras segala tindak kekerasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan, apa pun bentuknya! Karena kejahatan terhadap kemanusiaan adalah kejahatan kepada semua manusia atau yang merasa masih manusia.
Manusia dan kemanusiaan adalah hal yang sangat penting untuk dipahami makna dan peranannya dalam kehidupan. Manusia belum tentu bisa menjadi manusia ‘seutuhnya’ tanpa memahami kemanusiaannya. Kemanusiaanlah yang memahamkan kita tentang moralitas, dan moralitaslah yang menjadi dasar kita hidup dalam bermasyarakat.
Mari kita mulai kembali menjadi saudara dalam kemanusiaan jika tak bisa dalam satu keyakinan/agama. Bukankah setiap keyakinan/agama yang kita anut mengajarkan kita cinta kepada setiap makhluk di muka bumi? Bukankah kita manusia sama-sama tercipta karena cinta Sang Pencipta dan kasih Tuhan? Lantas kenapa kita tak melakukan hal yang sama kepada sesama kita, makhluk yang diciptakan?
Manusia adalah dia yang menebarkan cinta kasih kepada sesamanya
Manusia adalah dia yang menolak ketidakadilan
Manusia adalah dia yang melawan segala bentuk kezaliman
Manusia adalah dia yang melawan setiap tindak kejahatan
Manusia adalah dia yang memanusiakan manusia
Manusia adalah dia yang menolak ketidakadilan
Manusia adalah dia yang melawan segala bentuk kezaliman
Manusia adalah dia yang melawan setiap tindak kejahatan
Manusia adalah dia yang memanusiakan manusia
[1] Mahatma Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2016, hlm.9.
[2] Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, Lentera Dipantara, Jakarta Timur, 2018, hlm.77.
Wednesday, October 3, 2018
Gempa dan Sunami Itu Sangat Dahsyat Kawan: lebih dahsyat dari apa yang kita bayangkan.
Gempa dan Sunami Itu Sangat Dahsyat Kawan: lebih dahsyat dari apa yang kita bayangkan.
RUMAH BERJALAN TANAH TERBELAH
Sering saya rasakan gempa, tapi kali ini berbeda. Akibat gempa beberapa ruas tanah Kel. Petobo, Kec. Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, bergeser ratusan meter, beberapa rumah daerah perumnas tenggelam dalam tanah sekitar 5 meter, dan ada gundukan besar setinggi rumah terjadi begitu saja. Banyak BTN Petobo hancur, berpindah posisi dan tenggelam ke dalam tanah.
Mohon maaf saya menulis, bukan berkeluh kesah, tapi jiwa menulis saya memaksa untuk itu. Setidaknya jika terjadi gempa susulan dan waktu saya telah tiba, biarlah ini jadi update terakhir dari saya.
Saya sulit percaya, ilmu alam saya tak sampai di tingkat ini. Ini fenomena alam langka bagi saya. Hujan sangat deras, malam tadi (30/9) saat gempa susulan, tanah di Kelurahan Petobo terbelah, beberapa rumah tenggelam dan berjalan terguling seperti terseret banjir sejauh puluhan meter. Beberapa rumah berpindah posisi.
Saya yakin setelah ini BPN kesulitan mematok tanah sesuai sertifikat.
Ada gadis remaja sedang mengendarai motor di daerah petobo, tiba-tiba tanah terbelah, ia teggelam dalam tanah tertimbun sampai bagian leher, beruntung warga segera menolong.
Tanah terbelah dan ambruk lumayan lebar, sekitar 10 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter. Setelah gempa susulan lagi, tertimbun lagi menjadi rata.
Rumah paman saya di sekitar Islamic Center Kel. Petobo hilang tak berbekas. Paman saya masih melihat rumahnya berjalan sendiri. Yang mengherankan, tiba-tiba paman saya sudah berada di dekat Terminal Petobo yang jaraknya hampir 1 kilometer. Padahal dia hanya tiarap.
Saya sering baca artikel tentang gempa, namun keanehan ini di luar batas pikiran saya. Kira-kira Anda tiarap berlindung di halaman rumah, rumah berjalan, tiba-tiba kita sudah berada di tempat lain. Tapi itulah adanya.
Malam ini di RS. Bhayangkara, lebih 700 mayat sudah dikumpulkan, masih ada ratusan lagi tertimbun reruntuhan dan lumpur. Kehilangan kerabat ternyata menyakitkan.
Banyak kawan saya meninggal dunia, lainnya masih belum ditemukan termasuk ponakan saya.
Hujan malam ini cukup deras disertai angin kencang. Semoga hari ini belum kiamat, bukan hari akhir bagi kami.
Jika ini adalah takdir akhir bagi kami, izinkan saya memohon maaf sebesar-besarnya, atas segala canda atau apa saja yang tidak berkenan di hati seluruh keluarga, sahabat, rekan bisnis dan teman-teman.
Wassalam.
(Heri Mulyadi seperti dituturkan Imran Fahrudin, salah satu warga korban gempa dan sunami Palu-Donggala)
Di mana posisi Politikus berada saat ini.
Hati nurani yg ditanamkan Tuhan kpd manusia selalu cenderung milih kebenaran.Pada saat manusia melakukan kebohongan,direncanakan atau tdk,suara hatinya akan menegur dirinya sendiri: Engkau bersalah,engkau berada di jalur yg tdk benar.Hati nurani setiap insan cenderung tdk memyukai kebohongan.Disadari atau tidak hati nurani cenderung sedih melihat kebohongan seseorang,merasa tidak pantas dan salah.
Prinsip moral kristiani adalah berasal dari hati nurani terdalam yang ditanamkan Tuhan kedalam hati setiap orang.Bahwa cara selalu sejalan dengan tujuan,dalam satu garis lurus dan sama.Tujuan mulia sekalipun tidak mungkin dicapai dgn jalan berbohong.Kebohongan,menempatkan manusia berada di jalan yang tidak benar dan itu dikutuk oleh Tuhan.Menempatkan diri pada posisi yang salah.
Ketika Adam melanggar moral,melanggar ajaran Tuhan,melanggar perjanjian manusia dengan Tuhan,Adam merasa bersalah.Nuraninya sendiri menelanjagi dirinya sendiri, sehingga dia merasa telanjang, dan malu dilihat Tuhan.Manusia pertama menghukum dirinya sendiri dengan perbuatannya.
Ketika itu,Tuhan tidak menanyakan kenapa dan mengapa dia memakan buah yg dilarang Tuhan.Tidak.Dengan pelanggaran yang Adam lakukan atas godaan Ular pendusta dan pembohong,manusia akan menghukum dirinya sendiri.Hati nuraninya yang akan menegur dan menghukum dirinya sendiri.Terus menerus.
Pertanyaan Tuhan Allah sangat jitu : "Adam dimana kah engkau berada ?" Banyak politikus sekarang ini tidak menempatkan diri pada posisi yang benar.Mereka sudah bergeser dari posisi semula ketika di tempatkan Allah.Mereka mengubah citra mereka sesuai dengan kehendak mereka.Mereka menempatkan diri sesuka mereka.Mereka bertindak tidak menurut perintah penciptaNya.Mereka berlaku biadab dan tidak bermartabat sebagai Ciptaan Allah,sebagai Citra Allah,sebagai makluk Ciptaan Agung Allah.Mereka memperlakukan Tuhan mahluk yang buta dan tidak melihat.Manusia Tetaplah di bawah kuasa dan kendali Allah.
Allah mengajak kita agar tetap pada posisi kita sebagai ciptaan, yang harus tunduk kepada moralNya.Allah mau kita semua "understand", sabda Allah.Selalu berada dan berdiri atau 'stand under' Allah, bukan sebaliknya 'stand above' Allah atau dgn kata lain melampaui Allah,menutupi mata Allah dgn melakukan kebohongan. Allah menghendaki agar kita understand atau mengerti hal ini. Salam Damai.
Thursday, July 26, 2018
Makanya piknik! Jangan seperti katak dalam tempurung.
Gayatri Muthari
*Apakah mengenakan Hijab ialah Perintah Allah?*
Saya mengenakan hijab ketika saya berumur 17 tahun, tepat pada hari jadi ayah saya yang ke 52 tahun. Saya memutuskan mengenakannya setelah membaca buku karya salah satu teolog Syiah favorit saya, Ayatullah (Syahid) Murtadha Muthahari. [Saya masih mengaguminya, bersama-sama yang sezaman yaitu Ali Syariati dan Imam Khomeini]. Karena karyanya itulah, saya tidak menganggap mengenakan hijab ialah “berhijrah”.
Saya mengenakannya saat duduk di kelas 2 SMA, dan sama sekali tidak percaya bahwa apa yang saya lakukan itu yang paling benar, sehingga saya menolak kampanye hijab yang mulai didakwahkan di Rohis SMU kami. Saya sangat suka pakaian penutup kepala, dan karena karya itu pula, saya tetap melepaskan hijab di rumah, meski saat tamu berkunjung ke rumah saya tidak berhijab. Juga, bahwa saya mengenakan berbagai gaya hijab dan mengenakan pakaian dengan berbagai gaya, bahkan termasuk panjang lengan dan bagian leher apakah harus ditutup atau tidak - saya tidak pernah percaya pada satu fikih.
Saya tertarik dengan kehidupan biarawati dan biksuni sejak duduk di bangku SD, sehingga saya pun sangat menyukai gaya busana penutup kepala para biarawati.
Ini adalah alasan mengapa saya mengkoleksi ribuan foto busana penutup dan penghias kepala dari berbagai belahan dunia, dari ribuan suku dan ratusan sekte agama-agama di dunia. Saya mempelajari semuanya dengan tekun sejak 2009. Saya boleh menyombongkan diri kalau saya sangat ahli dalam hal ini daripada semua pakar hijab, ustad, ustazah, dan perancang busana Muslimah.
Saat berada di Roma dan Vatikan, atau jalan-jalan di kota-kota lain di Italia, saya sangat senang memotret pakaian seragam biarawati yang sangat beragam itu. Busana penutup kepala mereka juga sangat beragam, sangat jauh dari yang selama ini umum biasa melihatnya. Maka, benarlah nasehat, “Makanya piknik! Jangan seperti katak dalam tempurung.”
Sebelum ke Roma, oleh karena saya telah menerima inisiasi sebagai darwis Daudiyah-Bektashi, maka saya memutuskan mengenakan pakaian penutup kepala yang dapat menunjukkan bahwa “hijab bukanlah hanya busana Muslimah tetapi juga dikenakan banyak perempuan beragama lain di dunia.”
Saya ingat berapa kali orang memandangi hijab saya, bahkan berkomentar saya ini suster Katholik atau Muslimah? Lucunya, sekembali dari Roma, justru gaya hijab saya yang seperti biarawati waktu itu justru sempat menjadi fesyen hijab Muslimah di Indonesia.
Saya memutuskan mengenakan busana penutup kepala yang lebih beragam setelah saya dinyatakan oleh dokter bahwa saya hidup dengan SLE. Jenis SLE yang saya alami lebih kerap menyerang kulit saya. Saya mendapatkan wangsit, bahwa kehidupan saya sudah tidak lagi sama oleh karena SLE dan berbagai autoimun yang ikut membonceng dengannya. Saya harus mengabarkan salah satu pesan ini, lewat tubuh saya dan apa yang saya lakukan: bahwa hanya ada satu kebenaran, tetapi kebenaran itu bukanlah agama Islam.
Saya mengenakan kerudung yang biasa dikenakan para Muslimah jaman nenek saya, kerudung orang-orang Alevi-Bektashi di Turki, tichel wanita Yahudi, dan lain-lain, lalu saya mengenakan rok di bawah lutut, lengan sesiku, dan seterusnya yang sama sekali tak lazim dilihat di Indonesia sebagai “busana Muslimah”.
Ayah maupun ibu saya tak pernah menasehati, meminta, apalagi memaksa saya agar berhijab. TIDAK PERNAH. Mereka benar-benar orangtua yang keren. Bahkan tidak pula nenek saya seorang aktivis Aisyiah yang menasehati saya berpakaian sopan. Saya dan adik-adik perempuan saya dibesarkan dalam kebebasan menentukan bagaimana kami harus berpakaian sesuai norma umum yang berlaku di tempat kami tinggal atau di mana saat kami berada. Itu saja.
Sejak SMA, bahkan saat memutuskan berhijab, saya diam-diam percaya bahwa hijab bukanlah kewajiban.
Tentu saja saya waktu itu meyakini itu adalah perintah Allah, tetapi saya diam-diam meyakini bahwa Allah tidak mewajibkannya, dan tidak percaya bahwa perempuan yang tidak berhijab itu berdosa, tidak taat, dan lain-lain yang merendahkan wanita tak berhijab.
Saya punya sejarah panjang dalam hal mengenakan hijab sejak SMP. Guru SMP saya di Malaysia waktu itu menuntut kami berhijab, tetapi saya menolaknya meski tetap mengenakanya saat kelas 2 SMP. Saya tidak percaya pada doktrinnya bahwa rambut perempuan yang tak berhijab akan dibakar di neraka. Doktrin bedebah macam apa itu?
Tetapi, guru-guru agama saya di SMP dan SMA sewaktu di Malaysia sangat menghormati saya. Mengapa? Karena saya selalu mendapat nilai tertinggi, selalu lebih dari 90, dalam seluruh ujian studi agama Islam saya. Saya mengerti semua hadis, ayat Alquran, sejarah, dan doktrin yang diajarkan daripada semua teman seangkatan saya yang Muslim saat itu. Selama lima tahun berturut-turut saya memperoleh hadiah untuk peraih nilai Studi Islam tertinggi untuk angkatan saya.
Setelah melepaskan hijab saya ketika SMP kelas 3, saya tetap mengenakan baju kurung, karena saya sangat menyukai busana tradisional Melayu ini. Saya memang penggemar berat busana-busana tradisional dan klasik dari seluruh budaya sejak kecil.
Sejak memiliki banyak waktu untuk mendalami kitab mahakarya Pdt. Thomas McElwain atau Syaikh Ali Haydar, mentor saya, saya memiliki pandangan yang terus berubah mengenai hijab. Kitab ini ialah Alkitab dan Alquran terjemahan berima dengan syarahan puitisnya yang benar-benar universal. Tidak bisa disebut karya agama Islam, agama Kristen, atau pun agama Yahudi. Tapi, benar-benar sepenuhnya “Abrahamic Faith”, bahkan sepenuhnya "universal faith".
Saya merenungkan dalam-dalam “Benarkah hijab ialah perintah Allah sehingga semua perempuan beriman wajib (atau sebaiknya) mengenakannya?”
Saya mulai belajar lebih tekun tentang makna sebenarnya aurat, karena ini ada kaitan dengan hukum paling mendasar, paling fundamental, paling universal, dan paling esensial dalam Dekalog. (Lihat Albaqarah 53, Keluaran 20, Ulangan 5, Matius 5 dan 19, dll).
Hukum itu berbunyi, “Lo Tinaf” yang diterjemahkan sebagai “Don’t commit adultery” atau “Jangan berzinah”. Saya mendapati bahwa saya selama ini telah keliru memahami kata “zinah” terjemahan Arab dari kata Ibrani “tinaf”. Terjemahan Arab tersebut ternyata secara etimologis berkenaan dengan pelacuran, sedangkan kata Ibraninya secara sederhana berarti “akad” atau “kesepakatan”.
Jadi, sekarang saya mulai mengerti bahwa aurat tidak berkenaan dengan pakaian yang kita kenakan, melainkan berkenaan dengan pengendalian hasrat kita sendiri. Saya juga mulai mengerti bahwa “Lo Tinaf” berarti jangan melanggar akad/kesepakatan.
Artinya, pernikahan ialah akad. Apa akad atau kesepakatan antara dua individu dan dua keluarga yang memutuskan bersatu? Apakah boleh melakukan seks dengan perempuan/lelaki lain dalam perjanjian itu? Apakah boleh menikah dengan perempuan/lelaki lain? Berapa mahar yang harus dibayarkan keluarga perempuan/keluarga lelaki? Anak-anak akan menjadi bagian dari klan suami atau istri? Dan, seterusnya. Jadi, ini bukan harus tentang seks. Jadi, zina atau tinaf bukanlah sepasang muda-mudi tanpa ikatan pernikahan melakukan seks.
Apa hubungannya hal ini dengan hijab?
Jelas ada.
Saya membaca dan menyaksikan serta mendengar di mana-mana, perkosaan tetap dilakukan kepada perempuan-perempuan bercadar dan berhijab dan berpakaian sopan, bahkan anak-anak. Jika Anda membiarkan pemikiran bahwa seluruh tubuh molek Anda ialah pembangkit birahi lelaki maka Anda harus menutupinya agar Anda merasa nyaman, maka siapa yang akan Anda salahkan jika saat berniqab atau berhijab Anda tetap diperkosa? Anda tak bisa mengendalikan siapa pun kecuali diri Anda sendiri. Rambut Anda indah dan ciptaan Allah, dan di seluruh belahan dunia manusia biasa melihat rambut. Tentu, ini agak berbeda dengan bagian kemaluan dan payudara wanita oleh karena konstruksi evolusi budaya manusia selama ribuan tahun.
Ayat tentang hijab dalam Alquran berkenaan dengan aurat, di mana masyarakat saat itu ternyata belum memiliki hukum yang melindungi perempuan yang berjalan ke luar rumah. Mereka mungkin akan dianggap pelacur atau budak. Dan, seterusnya.
Busana merupakan penanda suatu kasta dan golongan sejak dulu kala (selain terkait fungsinya yang beragam).
Maka, busana penutup kepala juga menjadi suatu penanda. Ada masyarakat di mana perempuan-perempuan yang berniqab menandakan mereka ialah pelacur, karena itu menutup wajah mreka. Sementara yang membuka wajahnya tetapi berhijab ialah para budak. Ada pun bangsawan mengenakan pakaian terbuka dalam ruang-ruang privat mereka, hanya berkerudung saat keluar rumah. Di masyarakat lain, norma berbusana dengan penandanya akan berbeda-beda lagi.
Saya mulai berpikir tentang ajaran Thomas McElwain dari Sayyid Bektash Wali dari Imam Ali kw, “Tauhid ialah satu kemanusiaan.”
Mungkinkah Tuhan Yang Maha Esa ingin memunahkan dan memusnahkan keberagaman busana di dunia?
Ini benar-benar tidak masuk akal dan melecehkan Allah, bagi saya saat merenungkannya.
Saya mendengar di televisi, seorang wanita berkata, “Selama ini Allah telah memberikan begitu banyak kepada saya, kenapa saya tidak memberikan kepada-Nya (yaitu mengenakan hijab sebagai tanda ketaatannya kepada perintah wajib dari Allah)?
Saya tertegun.
Jadi, kita hanya diminta untuk menutupi tubuh kita dengan selembar pakaian untuk menunjukkan bahwa kita memberikan sesuatu kepada Allah?
Para biarawati mengenakan hijab sebagai penanda bahwa dia memberikan hidupnya bagi melayani Allah, dalam hal ini melayani kemanusiaan. Sama seperti seorang darwis yang memilih mengenakan jubah wol jelek sebagai penanda atau para rahib memakai busana tertentu, untuk mengingatkan dirinya, bahwa dia telah memberikan hidupnya bagi Allah, melayani kemanusiaan. Jika orang melihat penanda-penanda itu, dan mereka berbuat keliru, mereka akan mendapat teguran untuk memperbaiki diri, berintrospeksi.
Tetapi, bukan sebaliknya. Bukan mengenakan hijab sebagai baktinya bagi Allah. Ini kedengaran seperti meremehkan Allah, bagi saya.
Jadi, sejak saya merenungkan persoalan ini dua tahun terakhir, saya meyakini bahwa Allah tidak pernah memerintahkan semua perempuan beriman untuk berhijab. Allah menyatakan ayat hijab lewat Muhammad untuk suatu kondisi pada masa dan ruang Muhammad.
Allah yang saya imani ialah Allah yang universal, yang menciptakan satu kemanusiaan dalam kebhinekaan yang maha luas dan maha lapang. Oleh karena Allah yang saya imani itu universal, maka Dia tidak mungkin memberikan kewajiban bagi manusia untuk melakukan hal-hal seremeh mengenakan hijab, yang mana akan berdampak memunahkan dan memusnahkan keberagaman berbusana di dunia.
Allah yang saya imani, karena Dia adalah Allah untuk semua umat manusia, dan mencintai semua manusia, maka perintah-Nya juga pasti universal.
Yaitu:: mengenal dan menerima realitas absolut (Sila ke-1 Dekalog), jangan berdelusi dengan selain yang absolut itu (Sila ke-2), memuliakan-Nya (sila ke-3), mengambil waktu istirahat/bertapa/ bermusahabah agar tidak mengeksploitasi diri dan sesama makhluk (sila ke-4), menghormati orangtua (termasuk leluhur, sila ke-5), jangan mengambil nyawa orang lain (6 jangan membunuh), jangan melanggar akad perjanjianmu dengan sesama manusia (8. jangan berzinah), jangan mengambil hak ekonomi orang lain (7. jangan mencuri), jangan mengambil jiwa orang lain (9. jangan bersaksi dusta), dan jangan merusak dirimu sendiri dengan mengambil milik orang lain (10. jangan menginginkan milik orang lain).
Allah yang saya imani ternyata hanya meminta saya mengimani hanya ada satu kemanusiaan. Jangan membagi-bagi kemanusiaan sebab itu sama seperti memotong-motong Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Di dunia maupun di akhirat, tak ada diskriminasi dari-Nya atas dasar jenis kelamin, gender, ras, bangsa, agama dan aliran kepercayaan. Lupus SLE yang hidup bersama saya hari ini telah membuktikan dengan begitu jelas akan satu kemanusiaan ini.
Jika ada banyak kemanusiaan, maka kita tidak perlu menentang segala bentuk ketidakadilan seperti rasisme, diskriminasi, penjajahan, imperialisme, seksisme, dan lain-lain. Jika seorang perempuan masuk surga hanya karena selembar hijab, tetapi bukan karena baktinya bagi kemanusiaan, apakah ini keadilan ilahi, apakah maknanya ia sebagai manusia?
Jika Murtadha Muthahari masih hidup saya ingin menulis surat untuknya agar dia memperbaiki karyanya yang mengagumkan yang dikenal dalam judul “Keadilan Ilahi.”
“Tuan, keadilan ilahi kuncinya dapat dipahami dari sabda Imam Ali sendiri, bahwa manusia bersaudara dalam satu kemanusiaan. Maka, kuncinya ialah merenungkan bahwa tauhid tak lain ialah satu kemanusiaan.”
Dan, tentu saya akan mengucapkan terimakasih kepadanya. Saya mengenakan hijab seperti para Muslimah awam hampir selama 17 tahun berkat karyanya. Saya masih suka chador, tapi chador Abyaneh dan chador Pakistan yang berwarna-warni. (Saya hampir membenci busana hitam!). Meskipun ada perubahan pandangan saya tentang hijab, tetapi sejak semula saya mengenakan hijab bukan sebagai bakti saya kepada Allah.
Saya tidak mengatakan kepada Anda untuk melepaskan hijab Anda. Tetapi, saya hanya ingin Anda mengerti bahwa menurut saya, hijab bukanlah bentuk bakti atau bentuk pengabdian bagi Allah. Baik Anda berhijab maupun tidak, berbakti atau mengabdi bagi Allah ialah berbakti dan mengabdi bagi satu kemanusiaan. Inilah bakti, pengabdian dan pelayanan para nabi, rasul, mesias dan para pembimbing ilahi lainnya.
Saya kini sadar, Allah telah memanggil saya sejak kecil untuk menyadari hal ini. Hijab yang dulu saya kenakan hanyalah penanda buat diri saya sendiri, untuk mengawal diri saya sendiri. Sekarang, saya punya kalung bintang-12 Bektashi, yang saya kenakan jika bepergian, dan jika pun tidak ada, saya masih punya Lupus yang menemani saya sepanjang waktu untuk mengingatkan saya. Bahwa saya harus mempersembahkan hidup saya untuk sesama manusia, betapa pun beratnya salib yang sedang saya pikul. [Misalnya saya marah-marah pada laptop saya saat menulis ini karena berjalan sangat lamban sedangkan mata saya belum pulih benar hehehe]
Saya mengenakannya saat duduk di kelas 2 SMA, dan sama sekali tidak percaya bahwa apa yang saya lakukan itu yang paling benar, sehingga saya menolak kampanye hijab yang mulai didakwahkan di Rohis SMU kami. Saya sangat suka pakaian penutup kepala, dan karena karya itu pula, saya tetap melepaskan hijab di rumah, meski saat tamu berkunjung ke rumah saya tidak berhijab. Juga, bahwa saya mengenakan berbagai gaya hijab dan mengenakan pakaian dengan berbagai gaya, bahkan termasuk panjang lengan dan bagian leher apakah harus ditutup atau tidak - saya tidak pernah percaya pada satu fikih.
Saya tertarik dengan kehidupan biarawati dan biksuni sejak duduk di bangku SD, sehingga saya pun sangat menyukai gaya busana penutup kepala para biarawati.
Ini adalah alasan mengapa saya mengkoleksi ribuan foto busana penutup dan penghias kepala dari berbagai belahan dunia, dari ribuan suku dan ratusan sekte agama-agama di dunia. Saya mempelajari semuanya dengan tekun sejak 2009. Saya boleh menyombongkan diri kalau saya sangat ahli dalam hal ini daripada semua pakar hijab, ustad, ustazah, dan perancang busana Muslimah.
Saat berada di Roma dan Vatikan, atau jalan-jalan di kota-kota lain di Italia, saya sangat senang memotret pakaian seragam biarawati yang sangat beragam itu. Busana penutup kepala mereka juga sangat beragam, sangat jauh dari yang selama ini umum biasa melihatnya. Maka, benarlah nasehat, “Makanya piknik! Jangan seperti katak dalam tempurung.”
Sebelum ke Roma, oleh karena saya telah menerima inisiasi sebagai darwis Daudiyah-Bektashi, maka saya memutuskan mengenakan pakaian penutup kepala yang dapat menunjukkan bahwa “hijab bukanlah hanya busana Muslimah tetapi juga dikenakan banyak perempuan beragama lain di dunia.”
Saya ingat berapa kali orang memandangi hijab saya, bahkan berkomentar saya ini suster Katholik atau Muslimah? Lucunya, sekembali dari Roma, justru gaya hijab saya yang seperti biarawati waktu itu justru sempat menjadi fesyen hijab Muslimah di Indonesia.
Saya memutuskan mengenakan busana penutup kepala yang lebih beragam setelah saya dinyatakan oleh dokter bahwa saya hidup dengan SLE. Jenis SLE yang saya alami lebih kerap menyerang kulit saya. Saya mendapatkan wangsit, bahwa kehidupan saya sudah tidak lagi sama oleh karena SLE dan berbagai autoimun yang ikut membonceng dengannya. Saya harus mengabarkan salah satu pesan ini, lewat tubuh saya dan apa yang saya lakukan: bahwa hanya ada satu kebenaran, tetapi kebenaran itu bukanlah agama Islam.
Saya mengenakan kerudung yang biasa dikenakan para Muslimah jaman nenek saya, kerudung orang-orang Alevi-Bektashi di Turki, tichel wanita Yahudi, dan lain-lain, lalu saya mengenakan rok di bawah lutut, lengan sesiku, dan seterusnya yang sama sekali tak lazim dilihat di Indonesia sebagai “busana Muslimah”.
Ayah maupun ibu saya tak pernah menasehati, meminta, apalagi memaksa saya agar berhijab. TIDAK PERNAH. Mereka benar-benar orangtua yang keren. Bahkan tidak pula nenek saya seorang aktivis Aisyiah yang menasehati saya berpakaian sopan. Saya dan adik-adik perempuan saya dibesarkan dalam kebebasan menentukan bagaimana kami harus berpakaian sesuai norma umum yang berlaku di tempat kami tinggal atau di mana saat kami berada. Itu saja.
Sejak SMA, bahkan saat memutuskan berhijab, saya diam-diam percaya bahwa hijab bukanlah kewajiban.
Tentu saja saya waktu itu meyakini itu adalah perintah Allah, tetapi saya diam-diam meyakini bahwa Allah tidak mewajibkannya, dan tidak percaya bahwa perempuan yang tidak berhijab itu berdosa, tidak taat, dan lain-lain yang merendahkan wanita tak berhijab.
Saya punya sejarah panjang dalam hal mengenakan hijab sejak SMP. Guru SMP saya di Malaysia waktu itu menuntut kami berhijab, tetapi saya menolaknya meski tetap mengenakanya saat kelas 2 SMP. Saya tidak percaya pada doktrinnya bahwa rambut perempuan yang tak berhijab akan dibakar di neraka. Doktrin bedebah macam apa itu?
Tetapi, guru-guru agama saya di SMP dan SMA sewaktu di Malaysia sangat menghormati saya. Mengapa? Karena saya selalu mendapat nilai tertinggi, selalu lebih dari 90, dalam seluruh ujian studi agama Islam saya. Saya mengerti semua hadis, ayat Alquran, sejarah, dan doktrin yang diajarkan daripada semua teman seangkatan saya yang Muslim saat itu. Selama lima tahun berturut-turut saya memperoleh hadiah untuk peraih nilai Studi Islam tertinggi untuk angkatan saya.
Setelah melepaskan hijab saya ketika SMP kelas 3, saya tetap mengenakan baju kurung, karena saya sangat menyukai busana tradisional Melayu ini. Saya memang penggemar berat busana-busana tradisional dan klasik dari seluruh budaya sejak kecil.
Sejak memiliki banyak waktu untuk mendalami kitab mahakarya Pdt. Thomas McElwain atau Syaikh Ali Haydar, mentor saya, saya memiliki pandangan yang terus berubah mengenai hijab. Kitab ini ialah Alkitab dan Alquran terjemahan berima dengan syarahan puitisnya yang benar-benar universal. Tidak bisa disebut karya agama Islam, agama Kristen, atau pun agama Yahudi. Tapi, benar-benar sepenuhnya “Abrahamic Faith”, bahkan sepenuhnya "universal faith".
Saya merenungkan dalam-dalam “Benarkah hijab ialah perintah Allah sehingga semua perempuan beriman wajib (atau sebaiknya) mengenakannya?”
Saya mulai belajar lebih tekun tentang makna sebenarnya aurat, karena ini ada kaitan dengan hukum paling mendasar, paling fundamental, paling universal, dan paling esensial dalam Dekalog. (Lihat Albaqarah 53, Keluaran 20, Ulangan 5, Matius 5 dan 19, dll).
Hukum itu berbunyi, “Lo Tinaf” yang diterjemahkan sebagai “Don’t commit adultery” atau “Jangan berzinah”. Saya mendapati bahwa saya selama ini telah keliru memahami kata “zinah” terjemahan Arab dari kata Ibrani “tinaf”. Terjemahan Arab tersebut ternyata secara etimologis berkenaan dengan pelacuran, sedangkan kata Ibraninya secara sederhana berarti “akad” atau “kesepakatan”.
Jadi, sekarang saya mulai mengerti bahwa aurat tidak berkenaan dengan pakaian yang kita kenakan, melainkan berkenaan dengan pengendalian hasrat kita sendiri. Saya juga mulai mengerti bahwa “Lo Tinaf” berarti jangan melanggar akad/kesepakatan.
Artinya, pernikahan ialah akad. Apa akad atau kesepakatan antara dua individu dan dua keluarga yang memutuskan bersatu? Apakah boleh melakukan seks dengan perempuan/lelaki lain dalam perjanjian itu? Apakah boleh menikah dengan perempuan/lelaki lain? Berapa mahar yang harus dibayarkan keluarga perempuan/keluarga lelaki? Anak-anak akan menjadi bagian dari klan suami atau istri? Dan, seterusnya. Jadi, ini bukan harus tentang seks. Jadi, zina atau tinaf bukanlah sepasang muda-mudi tanpa ikatan pernikahan melakukan seks.
Apa hubungannya hal ini dengan hijab?
Jelas ada.
Saya membaca dan menyaksikan serta mendengar di mana-mana, perkosaan tetap dilakukan kepada perempuan-perempuan bercadar dan berhijab dan berpakaian sopan, bahkan anak-anak. Jika Anda membiarkan pemikiran bahwa seluruh tubuh molek Anda ialah pembangkit birahi lelaki maka Anda harus menutupinya agar Anda merasa nyaman, maka siapa yang akan Anda salahkan jika saat berniqab atau berhijab Anda tetap diperkosa? Anda tak bisa mengendalikan siapa pun kecuali diri Anda sendiri. Rambut Anda indah dan ciptaan Allah, dan di seluruh belahan dunia manusia biasa melihat rambut. Tentu, ini agak berbeda dengan bagian kemaluan dan payudara wanita oleh karena konstruksi evolusi budaya manusia selama ribuan tahun.
Ayat tentang hijab dalam Alquran berkenaan dengan aurat, di mana masyarakat saat itu ternyata belum memiliki hukum yang melindungi perempuan yang berjalan ke luar rumah. Mereka mungkin akan dianggap pelacur atau budak. Dan, seterusnya.
Busana merupakan penanda suatu kasta dan golongan sejak dulu kala (selain terkait fungsinya yang beragam).
Maka, busana penutup kepala juga menjadi suatu penanda. Ada masyarakat di mana perempuan-perempuan yang berniqab menandakan mereka ialah pelacur, karena itu menutup wajah mreka. Sementara yang membuka wajahnya tetapi berhijab ialah para budak. Ada pun bangsawan mengenakan pakaian terbuka dalam ruang-ruang privat mereka, hanya berkerudung saat keluar rumah. Di masyarakat lain, norma berbusana dengan penandanya akan berbeda-beda lagi.
Saya mulai berpikir tentang ajaran Thomas McElwain dari Sayyid Bektash Wali dari Imam Ali kw, “Tauhid ialah satu kemanusiaan.”
Mungkinkah Tuhan Yang Maha Esa ingin memunahkan dan memusnahkan keberagaman busana di dunia?
Ini benar-benar tidak masuk akal dan melecehkan Allah, bagi saya saat merenungkannya.
Saya mendengar di televisi, seorang wanita berkata, “Selama ini Allah telah memberikan begitu banyak kepada saya, kenapa saya tidak memberikan kepada-Nya (yaitu mengenakan hijab sebagai tanda ketaatannya kepada perintah wajib dari Allah)?
Saya tertegun.
Jadi, kita hanya diminta untuk menutupi tubuh kita dengan selembar pakaian untuk menunjukkan bahwa kita memberikan sesuatu kepada Allah?
Para biarawati mengenakan hijab sebagai penanda bahwa dia memberikan hidupnya bagi melayani Allah, dalam hal ini melayani kemanusiaan. Sama seperti seorang darwis yang memilih mengenakan jubah wol jelek sebagai penanda atau para rahib memakai busana tertentu, untuk mengingatkan dirinya, bahwa dia telah memberikan hidupnya bagi Allah, melayani kemanusiaan. Jika orang melihat penanda-penanda itu, dan mereka berbuat keliru, mereka akan mendapat teguran untuk memperbaiki diri, berintrospeksi.
Tetapi, bukan sebaliknya. Bukan mengenakan hijab sebagai baktinya bagi Allah. Ini kedengaran seperti meremehkan Allah, bagi saya.
Jadi, sejak saya merenungkan persoalan ini dua tahun terakhir, saya meyakini bahwa Allah tidak pernah memerintahkan semua perempuan beriman untuk berhijab. Allah menyatakan ayat hijab lewat Muhammad untuk suatu kondisi pada masa dan ruang Muhammad.
Allah yang saya imani ialah Allah yang universal, yang menciptakan satu kemanusiaan dalam kebhinekaan yang maha luas dan maha lapang. Oleh karena Allah yang saya imani itu universal, maka Dia tidak mungkin memberikan kewajiban bagi manusia untuk melakukan hal-hal seremeh mengenakan hijab, yang mana akan berdampak memunahkan dan memusnahkan keberagaman berbusana di dunia.
Allah yang saya imani, karena Dia adalah Allah untuk semua umat manusia, dan mencintai semua manusia, maka perintah-Nya juga pasti universal.
Yaitu:: mengenal dan menerima realitas absolut (Sila ke-1 Dekalog), jangan berdelusi dengan selain yang absolut itu (Sila ke-2), memuliakan-Nya (sila ke-3), mengambil waktu istirahat/bertapa/
Allah yang saya imani ternyata hanya meminta saya mengimani hanya ada satu kemanusiaan. Jangan membagi-bagi kemanusiaan sebab itu sama seperti memotong-motong Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Di dunia maupun di akhirat, tak ada diskriminasi dari-Nya atas dasar jenis kelamin, gender, ras, bangsa, agama dan aliran kepercayaan. Lupus SLE yang hidup bersama saya hari ini telah membuktikan dengan begitu jelas akan satu kemanusiaan ini.
Jika ada banyak kemanusiaan, maka kita tidak perlu menentang segala bentuk ketidakadilan seperti rasisme, diskriminasi, penjajahan, imperialisme, seksisme, dan lain-lain. Jika seorang perempuan masuk surga hanya karena selembar hijab, tetapi bukan karena baktinya bagi kemanusiaan, apakah ini keadilan ilahi, apakah maknanya ia sebagai manusia?
Jika Murtadha Muthahari masih hidup saya ingin menulis surat untuknya agar dia memperbaiki karyanya yang mengagumkan yang dikenal dalam judul “Keadilan Ilahi.”
“Tuan, keadilan ilahi kuncinya dapat dipahami dari sabda Imam Ali sendiri, bahwa manusia bersaudara dalam satu kemanusiaan. Maka, kuncinya ialah merenungkan bahwa tauhid tak lain ialah satu kemanusiaan.”
Dan, tentu saya akan mengucapkan terimakasih kepadanya. Saya mengenakan hijab seperti para Muslimah awam hampir selama 17 tahun berkat karyanya. Saya masih suka chador, tapi chador Abyaneh dan chador Pakistan yang berwarna-warni. (Saya hampir membenci busana hitam!). Meskipun ada perubahan pandangan saya tentang hijab, tetapi sejak semula saya mengenakan hijab bukan sebagai bakti saya kepada Allah.
Saya tidak mengatakan kepada Anda untuk melepaskan hijab Anda. Tetapi, saya hanya ingin Anda mengerti bahwa menurut saya, hijab bukanlah bentuk bakti atau bentuk pengabdian bagi Allah. Baik Anda berhijab maupun tidak, berbakti atau mengabdi bagi Allah ialah berbakti dan mengabdi bagi satu kemanusiaan. Inilah bakti, pengabdian dan pelayanan para nabi, rasul, mesias dan para pembimbing ilahi lainnya.
Saya kini sadar, Allah telah memanggil saya sejak kecil untuk menyadari hal ini. Hijab yang dulu saya kenakan hanyalah penanda buat diri saya sendiri, untuk mengawal diri saya sendiri. Sekarang, saya punya kalung bintang-12 Bektashi, yang saya kenakan jika bepergian, dan jika pun tidak ada, saya masih punya Lupus yang menemani saya sepanjang waktu untuk mengingatkan saya. Bahwa saya harus mempersembahkan hidup saya untuk sesama manusia, betapa pun beratnya salib yang sedang saya pikul. [Misalnya saya marah-marah pada laptop saya saat menulis ini karena berjalan sangat lamban sedangkan mata saya belum pulih benar hehehe]
Hidup Itu Seperti Bersepeda,Kamu Harus Bergerak Terus
RENUNGAN: Tentang Orang Baik Dan Orang Jahat
RENUNGAN:
Tidak ada
"orang baik"
yang tidak punya
masa lalu,
Dan tidak ada
"orang jahat"
yang tidak punya
masa depan.
Setiap orang memiliki
kesempatan
yang sama untuk
berubah menjadi lebih baik.
Bagaimanapun masa lalunya dahulu,
sekelam apa lingkungannya dulu,
dan seburuk apa perangainya di masa lampau.
Berilah kesempatan seseorang untuk
berubah.
Jangan memandang seseorang dari
status
dan
hartanya
Intinya,
Jangan memandang
remeh
seseorang karena
masa lalu
dan
lingkungannya,
karena
bunga teratai
tetap
mekar cantik
meski tinggal di air yang kotor.
Maka untuk jadi
hebat
yang diperlukan adalah
kuatnya tekad.
Tak perlu pusingkan masa lalu,
tak perlu malu dengan tempat asalmu,
jika kau mau.
Kau bisa menjadi laksana
bunga teratai
yang tinggal di air yang kotor namun tetap
mekar mengagumkan.
Berubah
dan
bangkit
jauh lebih
indah
dari pada
diam
dan hanya
bermimpi
tanpa melakukan tindakan apapun.
INGATLAH!!!
Jika semua yang kita
kehendaki
terus kita
miliki,
dari mana kita belajar Ikhlas...?
Jika semua yang kita
impikan
segera
terwujud,
darimana kita belajar
Sabar...
Jika setiap
do’a
kita terus
dikabulkan,
bagaimana kita dapat belajar
Ikhtiar...
Seorang yang dekat dengan
Tuhan YME,
bukan berarti tidak ada
air mata...
Seorang yang tekun
berdo’a,
bukan berarti tidak ada
masa² sulit...
Biarlah
Sang Penyelenggara Hidup
yang berdaulat sepenuhnya atas kita,
karena hanya
Dia-lah
yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang
Terbaik..
Tetap
SEMANGAT…
Tetap
SABAR…
Tetap
IKHLAS…
Tetap
SYUKUR...
Tetap
BERDOA...
Karena kita sedang kuliah di UNIVERSITAS KEHIDUPAN...
Orang yang
Hebat
tidak dihasilkan melalui
Kemudahan,
Kesenangan,
dan
Kenyamanan...
Mereka dibentuk melalui
KESUKARAN,
TANTANGAN
dan bahkan
AIR MATA..
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
SEMOGA SMUA HIDUP BERBAHAGIA
Sunday, June 24, 2018
Mengapa orang menikah ?
Ini memang panjang......
Tp coba baca sampai akhir...... bagus sekali 👍🏻
PERNIKAHAN
Mengapa orang menikah ?
Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya
kemudian bahagia ?
Apakah karena jatuh cinta ?
Bukan...
Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang,
10 menit juga bisa.
Tapi bangun cinta itu susah sekali,
perlu waktu seumur hidup...
Mengapa jatuh cinta gampang ?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan,
tak ada yang bisa ditutupi lagi.
Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap...
Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta.
Jatuh cinta dalam keadaan menyukai.
Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel.
Dalam keadaan jengkel,
cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan ber-sama2 mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg2, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah yang sangat pribadi..
Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.
Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa
saling memperhitungkan perasaan.
Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri,
mereka akan saling melukai.
Jika dibiarkan berlarut,
mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.
Apakah kondisi ini bisa diperbaiki ?
Tentu saja bisa, saat
masing2 mengingat KOMITMEN awal mereka dulu
Apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup.
Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan ??
Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta.
Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta.
Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.
Mau punya Teman hidup ?
Jatuh cintalah....
Tetapi sesudah itu..
Bangunlah Cinta..
Jagalah KOMITMEN awal.
1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.
2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua si gadis, tapi
meminta kepada TUHAN
melalui Wali si gadis.
3. KETIKA MENIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di hadapan TUHAN.
4. KETIKA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yg akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tetapi jg semak belukar yg penuh onak & duri.
5. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.
6. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada suami/isteri & anak Anda, tetapi
Cintailah isteri atau suami Anda 100% & cintai anak2x Anda masing2x 100%.
7. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja2x kepada isteri tetap
Jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila
isteri membutuhkan pertolongan Anda.
8. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dg gemulai & lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.
9. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yg baik adalah orang tua yg tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yg baik adalah orang tua yg jujur kepada anak.
10. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yg tidak mau bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yg merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
11. KETIKA ADA 'PIL/ Pria Idaman lain.
Jangan diminum,
cukuplah suami sebagai obat.
12. KETIKA ADA 'WIL/ Wanita Idaman lain.
Jangan dituruti,
Cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.
*13. KETIKA MEMILIH
POTRET KELUARGA*
Pilihlah potret keluarga sekolah yg berada dalam
Proses pertumbuhan menuju potret Keluarga Bahagia.
*14. KETIKA INGIN LANGGENG & HARMONIS
GUNAKANLAH FORMULA 7K*
1.Ketakutan akan Tuhan
2.Kasih sayang
3.Kesetiaan
4.Komunikasi dialogis
5.Keterbukaan
6.Kejujuran
7.Kesabaran
Meski kita telah menikah dengan orang yg benar (tepat), tetapi kalau kita memperlakukan orang itu secara keliru, maka kita akhirnya akan mendapatkan orang yg keliru.
Kebahagiaan dalam sebuah pernikahan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan.
Pernikahan bukanlah Tanaman Bunga mekar harum semerbak yang sudah jadi
Pernikahan adalah Lahan kosong yg harus kita garap bersama-sama.
Tidak cukup hanya dengan memilih & menikah dengan orang yg tepat, tetapi
Jadilah pasangan yang TEPAT,
yg memperlakukan pasangan kita dengan TEPAT pula.
Kita juga harus yakin kalau kita tidak salah memilih pasangan hidup.
Kalau TUHAN sudah mengizinkan pernikahan itu terjadi, maka itu berarti IA mempercayakan tanggung jawab rumah tangga itu kepada & pasangan kita.
Berbuatlah sesuai dengan apa yg telah engkau janjikan di hadapan TUHAN dan Imam, untuk tetap setia & saling mengasihi dalam segala keadaan.
MENIKAH DENGAN ORANG YG BENAR (ATAU SALAH), ITU TERGANTUNG DARI "CARA" KITA MEMPERLAKUKAN PASANGAN.
Manusia cenderung lebih pintar menilai orang lain drpd memeriksa diri sendiri,
Padahal, ketika
satu jari menunjuk kepada orang lain, empat jari yg lain mengarah ke diri sendiri.
Jangan suka menghakimi tetapi baiklah kita saling mengasihi.
Pernikahan adalah tiket 1x jalan,
Jadi pastikan bersama pasangan kita menuju tempat yg lebih baik dari saat ini
.
Pernikahan adalah
tempat dimana kita dituntut menjadi dewasa & salah satu tanda dewasa adalah SIAP memikul tanggung jawab.
Pernikahan bukan masalah feeling suka tidak suka, tapi tentang Komitmen.
Masalah dalam pernikahan biasanya karena kita tidak memahami perbedaan pria & wanita.
Jangan tuntut pasangan untuk berubah, Kitalah yang harus berubah lebih dulu.
Ingat !!
Better Me = Better We.
☻ 3 Kesalahan umum yang sering dilakukan suami : ☻
A. Tidak perhatikan perasaan istri.
Laki lebih pakai logika ,
wanita pakai feeling.
B. Lebih Fokus memikirkan solusi daripada mendengar.
Wanita biasanya ingin didengarkan, dia ingin suami merasakan apa yg dia rasakan.
C. Seringkali setelah bicara, suami pergi tanpa beri kepastian / jawaban.
☻ 3 Kesalahan umum yang sering dilakukan istri : ☻
A. Memberi petunjuk tanpa diminta. Mungkin bagi istri menunjukkan perhatian, tapi bagi suami merasa dikontrol.
B. Mengeluhkan suami di hadapan orang lain.
C. Mencoba membenarkan pada saat suami melakukan kesalahan (istri merasa lebih benar)
Selama berumah tangga, milikiLah Komitmen2x ini :
1. Komitmen untuk tetap berpacaran.
2. Komitmen memiliki sexual intimacy regularly.j
3. Komitmen untuk saling membantu (jangan mengkritik pasangan).
4. Komitmen untuk punya Romantic Get away (Liburan berdua)
5. Komitmen berkomunikasi dgn jelas (saling cerita, terbuka, jangan biasakan bilang tidak dapat apa-apa bila ada apa-apa, pasangan kita bukan dukun)
6. Komitmen untuk bicara hal yg baik tentang pasangan (puji pasangan)
7. Komitmen untuk jadi pribadi yg lebih sehat dari sebelumnya (Fisik yg sehat adalah kado buat psgn)
8. Komitmen untuk mudah mengampuni pasangan.
9. Komitmen utk bergandengan & berpelukan.
10. Komitmen untuk hidυp dalam kebenaran.
10 Hukum Pernikahan Bahagia :
1.Jgn marah pd waktu yg bersamaan. (Efesus 5:1)
2. Jangan berteriak pada waktu yg bersamaan. (Matius 5:3)
3. Jikalau bertengkar, Cobalah mengalah untuk menang. (Amsal 16:32)
4. Tegurlah pasangan Anda dgn kasih. (Yohanes 13:34-35)
5. Lupakanlah kesalahan masa lalu. (Yes 1:18 ; Amsal 16:6)
6. Boleh lupakan yg lain tapi jangan lupakan Tuhan & pasangan Anda. (Kidung Agung 3:1-2)
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari terbenam. (Efesus 4:26-27)
8. Seringlah memberi pujian pd pasangan Anda. ( Kidung Agung 4:1-5 ; 5:9-16)
9. Bersedia mengakui kesalahan. ( I Yohanes 1:9)
10. Dalam pertengkaran yg paling banyak bicara, dialah yg salah. (Matius 5:9)
Pernikahan yg bahagia membutuhkan jatuh cinta berulang-ulang dengan pasangan yg sama.
Kidung Agung 8:7
"Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta.
Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina."
Konfliks & Perselisihan menggerus cinta perlahan-lahan seperti abrasi mengikis pantai.
Waktu atas sebuah pernikahan membuat Cinta menjadi pudar,
padahal asal muasal cinta begitu kuat tak terpadamkan,
Cinta sejati
tidak bisa dibayar dengan harta benda.
Bangun pagi ini katakan kepada pasangan kita " I LOVE YOU " biarlah ini menjadi pupuk yg akan menyuburkan kembali cinta kepada pasangan kita.
Tujuan Pernikahan bukanlah berpikiran sama, ttp berpikir bersama.
Matius 19:6
Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia.
Kenapa kita disatukan dg pasangan kita, agar kita saling melengkapi.
Pasangan yang Tepat adalah yg dapat melengkapi kekurangan kita, bukan yang sama seperti kita.
Ketahuilah! Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menemukan pasangan yg memiliki pikiran yang sama.
Ketika kita bangun pagi ini pandang pasangan kita lalu katakan
"saya membutuhkan kamu tanpa kamu hidup jadi tidak sempurna"
Lalu mulailah merangkai perbedaan perbedaan dg pasangan kita agar menjadi satu sehingga menjadi suatu Kekuatan yang luar biasa.
Percayalah ! keluarga kita akan menjadi keluarga yang diberkati TUHAN.
Tuhan Yesus memberkati 😊😇
Tp coba baca sampai akhir...... bagus sekali 👍🏻
PERNIKAHAN
Mengapa orang menikah ?
Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya
kemudian bahagia ?
Apakah karena jatuh cinta ?
Bukan...
Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang,
10 menit juga bisa.
Tapi bangun cinta itu susah sekali,
perlu waktu seumur hidup...
Mengapa jatuh cinta gampang ?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan,
tak ada yang bisa ditutupi lagi.
Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap...
Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta.
Jatuh cinta dalam keadaan menyukai.
Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel.
Dalam keadaan jengkel,
cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan ber-sama2 mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg2, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah yang sangat pribadi..
Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.
Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa
saling memperhitungkan perasaan.
Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri,
mereka akan saling melukai.
Jika dibiarkan berlarut,
mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.
Apakah kondisi ini bisa diperbaiki ?
Tentu saja bisa, saat
masing2 mengingat KOMITMEN awal mereka dulu
Apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup.
Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan ??
Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta.
Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta.
Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.
Mau punya Teman hidup ?
Jatuh cintalah....
Tetapi sesudah itu..
Bangunlah Cinta..
Jagalah KOMITMEN awal.
1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.
2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua si gadis, tapi
meminta kepada TUHAN
melalui Wali si gadis.
3. KETIKA MENIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di hadapan TUHAN.
4. KETIKA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yg akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tetapi jg semak belukar yg penuh onak & duri.
5. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.
6. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada suami/isteri & anak Anda, tetapi
Cintailah isteri atau suami Anda 100% & cintai anak2x Anda masing2x 100%.
7. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja2x kepada isteri tetap
Jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila
isteri membutuhkan pertolongan Anda.
8. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dg gemulai & lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.
9. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yg baik adalah orang tua yg tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yg baik adalah orang tua yg jujur kepada anak.
10. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yg tidak mau bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yg merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
11. KETIKA ADA 'PIL/ Pria Idaman lain.
Jangan diminum,
cukuplah suami sebagai obat.
12. KETIKA ADA 'WIL/ Wanita Idaman lain.
Jangan dituruti,
Cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.
*13. KETIKA MEMILIH
POTRET KELUARGA*
Pilihlah potret keluarga sekolah yg berada dalam
Proses pertumbuhan menuju potret Keluarga Bahagia.
*14. KETIKA INGIN LANGGENG & HARMONIS
GUNAKANLAH FORMULA 7K*
1.Ketakutan akan Tuhan
2.Kasih sayang
3.Kesetiaan
4.Komunikasi dialogis
5.Keterbukaan
6.Kejujuran
7.Kesabaran
Meski kita telah menikah dengan orang yg benar (tepat), tetapi kalau kita memperlakukan orang itu secara keliru, maka kita akhirnya akan mendapatkan orang yg keliru.
Kebahagiaan dalam sebuah pernikahan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan.
Pernikahan bukanlah Tanaman Bunga mekar harum semerbak yang sudah jadi
Pernikahan adalah Lahan kosong yg harus kita garap bersama-sama.
Tidak cukup hanya dengan memilih & menikah dengan orang yg tepat, tetapi
Jadilah pasangan yang TEPAT,
yg memperlakukan pasangan kita dengan TEPAT pula.
Kita juga harus yakin kalau kita tidak salah memilih pasangan hidup.
Kalau TUHAN sudah mengizinkan pernikahan itu terjadi, maka itu berarti IA mempercayakan tanggung jawab rumah tangga itu kepada & pasangan kita.
Berbuatlah sesuai dengan apa yg telah engkau janjikan di hadapan TUHAN dan Imam, untuk tetap setia & saling mengasihi dalam segala keadaan.
MENIKAH DENGAN ORANG YG BENAR (ATAU SALAH), ITU TERGANTUNG DARI "CARA" KITA MEMPERLAKUKAN PASANGAN.
Manusia cenderung lebih pintar menilai orang lain drpd memeriksa diri sendiri,
Padahal, ketika
satu jari menunjuk kepada orang lain, empat jari yg lain mengarah ke diri sendiri.
Jangan suka menghakimi tetapi baiklah kita saling mengasihi.
Pernikahan adalah tiket 1x jalan,
Jadi pastikan bersama pasangan kita menuju tempat yg lebih baik dari saat ini
.
Pernikahan adalah
tempat dimana kita dituntut menjadi dewasa & salah satu tanda dewasa adalah SIAP memikul tanggung jawab.
Pernikahan bukan masalah feeling suka tidak suka, tapi tentang Komitmen.
Masalah dalam pernikahan biasanya karena kita tidak memahami perbedaan pria & wanita.
Jangan tuntut pasangan untuk berubah, Kitalah yang harus berubah lebih dulu.
Ingat !!
Better Me = Better We.
☻ 3 Kesalahan umum yang sering dilakukan suami : ☻
A. Tidak perhatikan perasaan istri.
Laki lebih pakai logika ,
wanita pakai feeling.
B. Lebih Fokus memikirkan solusi daripada mendengar.
Wanita biasanya ingin didengarkan, dia ingin suami merasakan apa yg dia rasakan.
C. Seringkali setelah bicara, suami pergi tanpa beri kepastian / jawaban.
☻ 3 Kesalahan umum yang sering dilakukan istri : ☻
A. Memberi petunjuk tanpa diminta. Mungkin bagi istri menunjukkan perhatian, tapi bagi suami merasa dikontrol.
B. Mengeluhkan suami di hadapan orang lain.
C. Mencoba membenarkan pada saat suami melakukan kesalahan (istri merasa lebih benar)
Selama berumah tangga, milikiLah Komitmen2x ini :
1. Komitmen untuk tetap berpacaran.
2. Komitmen memiliki sexual intimacy regularly.j
3. Komitmen untuk saling membantu (jangan mengkritik pasangan).
4. Komitmen untuk punya Romantic Get away (Liburan berdua)
5. Komitmen berkomunikasi dgn jelas (saling cerita, terbuka, jangan biasakan bilang tidak dapat apa-apa bila ada apa-apa, pasangan kita bukan dukun)
6. Komitmen untuk bicara hal yg baik tentang pasangan (puji pasangan)
7. Komitmen untuk jadi pribadi yg lebih sehat dari sebelumnya (Fisik yg sehat adalah kado buat psgn)
8. Komitmen untuk mudah mengampuni pasangan.
9. Komitmen utk bergandengan & berpelukan.
10. Komitmen untuk hidυp dalam kebenaran.
10 Hukum Pernikahan Bahagia :
1.Jgn marah pd waktu yg bersamaan. (Efesus 5:1)
2. Jangan berteriak pada waktu yg bersamaan. (Matius 5:3)
3. Jikalau bertengkar, Cobalah mengalah untuk menang. (Amsal 16:32)
4. Tegurlah pasangan Anda dgn kasih. (Yohanes 13:34-35)
5. Lupakanlah kesalahan masa lalu. (Yes 1:18 ; Amsal 16:6)
6. Boleh lupakan yg lain tapi jangan lupakan Tuhan & pasangan Anda. (Kidung Agung 3:1-2)
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari terbenam. (Efesus 4:26-27)
8. Seringlah memberi pujian pd pasangan Anda. ( Kidung Agung 4:1-5 ; 5:9-16)
9. Bersedia mengakui kesalahan. ( I Yohanes 1:9)
10. Dalam pertengkaran yg paling banyak bicara, dialah yg salah. (Matius 5:9)
Pernikahan yg bahagia membutuhkan jatuh cinta berulang-ulang dengan pasangan yg sama.
Kidung Agung 8:7
"Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta.
Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina."
Konfliks & Perselisihan menggerus cinta perlahan-lahan seperti abrasi mengikis pantai.
Waktu atas sebuah pernikahan membuat Cinta menjadi pudar,
padahal asal muasal cinta begitu kuat tak terpadamkan,
Cinta sejati
tidak bisa dibayar dengan harta benda.
Bangun pagi ini katakan kepada pasangan kita " I LOVE YOU " biarlah ini menjadi pupuk yg akan menyuburkan kembali cinta kepada pasangan kita.
Tujuan Pernikahan bukanlah berpikiran sama, ttp berpikir bersama.
Matius 19:6
Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia.
Kenapa kita disatukan dg pasangan kita, agar kita saling melengkapi.
Pasangan yang Tepat adalah yg dapat melengkapi kekurangan kita, bukan yang sama seperti kita.
Ketahuilah! Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menemukan pasangan yg memiliki pikiran yang sama.
Ketika kita bangun pagi ini pandang pasangan kita lalu katakan
"saya membutuhkan kamu tanpa kamu hidup jadi tidak sempurna"
Lalu mulailah merangkai perbedaan perbedaan dg pasangan kita agar menjadi satu sehingga menjadi suatu Kekuatan yang luar biasa.
Percayalah ! keluarga kita akan menjadi keluarga yang diberkati TUHAN.
Tuhan Yesus memberkati 😊😇
Wednesday, May 30, 2018
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal
Pada suatu malam yang dingin dan bersalju di kota Chicago,
Seorang anak kecil sedang berusaha menjual koran di sebuah sudut jalan, di situ banyak orang-orang yang berlalu-lalang.
Tetapi karena dia begitu kedinginan, dia tidak lagi berusaha menjual korannya.
Dia kemudian berjalan ke arah seorang polisi dan berkata, "Pak Polisi, Apakah Anda tahu tempat di mana anak laki-laki miskin dapat menemukan tempat yang hangat untuk tidur malam ini?
Saya tidur di dalam kotak di sebuah lorong di sudut jalan ini dan di sana sangat dingin sekali malam ini.
Pasti sangat menyenangkan bisa memiliki tempat yang hangat untuk tinggal."
Sejenak polisi itu menatap anak kecil itu dan berkata, "Pergilah ke rumah besar yang berwarna putih itu dan ketuklah pintunya.
Ketika pemilik rumah keluar dari pintu, kamu hanya perlu mengucapkan Yohanes 3:16 dan dia pasti akan mengijinkanmu masuk ke dalam rumahnya."
Segera anak kecil itu pergi ke rumah yang dimaksud oleh pak polisi dan mengetuk pintu rumah itu.
Ketika dia melihat seorang wanita membuka pintu, dia segera berkata,
"Yohanes 3:16."
Dan wanita itu berkata, "Ayo, masuklah anak kecil."
Wanita itu membawanya dan mendudukkannya di sebuah kursi goyang di depan perapian tua yang besar pula kemudian wanita itu pergi.
Anak kecil itu duduk di sana sendirian untuk sementara waktu, dalam hatinya dia berpikir, "Yohanes 3:16,
aku tidak mengerti, tetapi aku yakin itu yang membuat seorang anak kecil yang kedinginan menjadi hangat."
Sesaat kemudian wanita itu kembali dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu lapar?"
Anak kecil itu menjawab, "Yah, aku sangat lapar.
Aku belum makan beberapa hari dan aku kira aku dapat makan sedikit makanan."
Lalu wanita itu membawanya ke ruang makan dan mendudukannya di sebuah meja besar yang penuh dengan makanan lezat.
Anak kecil itu segera makan dan makan sampai dia tidak bisa makan lagi.
Sejenak terlintas lagi dalam pikirannya, "Yohanes 3:16, aku semakin tidak mengerti, tapi jelas itu sudah membuat anak yang lapar menjadi kenyang."
Wanita itu lalu membawanya ke lantai atas ke sebuah kamar mandi.
Anak kecil itu kemudian berendam dan mandi di dalam bathtub besar yang berisi air hangat.
Sementara dia berendam di dalam bathtub itu, dia berpikir, "Yohanes 3:16, aku semakin tidak mengerti, tapi jelas itu sudah membuat anak kecil yang kotor menjadi bersih.
Aku tidak pernah memiliki kamar mandi seumur hidupku. Kamar mandi satu-satunya yang pernah aku miliki adalah sebuah hidran tua yang bocor."
Sesaat kemudian, wanita itu masuk dan memberinya baju kemudian membawanya ke sebuah kamar yang besar.
Anak kecil itu dibaringkan di tempat tidur besar dan menaruh selimut di sekitar badan dan lehernya sebelum kemudian memberikan ciuman selamat malam dan mematikan lampu.
Ketika anak kecil itu berbaring di dalam kegelapan dan melihat keluar jendela, di luar salju turun dan dingin, dia berpikir dalam hatinya, "Yohanes 3:16, aku tidak mengerti, tapi jelas itu telah membuat anak kecil yang kelelahan dapat beristirahat."
Keesokan harinya wanita itu kembali membawanya ke meja besar yang sama dan penuh dengan makanan.
Setelah dia selesai makan, wanita itu mengajaknya duduk di kursi goyang di depan perapian.
Wanita itu mengambil sebuah Alkitab tua yang besar sambil memandang ke arah anak kecil itu, dia bertanya, "Apakah kamu mengerti Yohanes 3:16?"
Anak kecil itu menjawab, "Tidak, Bu, saya tidak mengerti.
Saat pertama kali saya mendengarnya adalah ketika seorang polisi memberitahu saya untuk mempergunakannya."
Kemudian wanita itu membuka Alkitab di Yohanes 3:16, dan ia mulai menjelaskan kepadanya tentang Yesus.
Dan anak kecil itu memberikan hati dan hidupnya kepada Yesus.
Anak kecil itu tetap duduk di situ dan berpikir,
"Yohanes 3:16.
sudah membuat seorang anak yang hilang diselamatkan."
Karena Yohanes 3:16 juga, kita diselamatkan!!
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yohanes 3:16
Yesus Penyelamat-ku
AKU TIDAK ADA DI SURGA... Jadi jangan cari aku disana...
HALLO.. KENALKAN.
Namaku : UANG...
Nama panggilan : DUIT...
Nama ukhuwah : FULUS...
Nama tenar : MONEY...
Di Aceh aku dipanggil: PENG'....
Di SUMBAR aku di panggil : PITIH...
Di jawa di panggil : ARTO'...
Di Batak aku dipanggil : hepeng
Aku tidak kemana-mana, tapi ada di mana2
Wajahku biasa saja...
Fisikku juga lemah...
Namun aku mampu merombak tatanan dunia...
Aku juga "bisa" merubah Perilaku...
Bahkan sifat Manusia...
Karena manusia mengidolakan aku...
Banyak orang merubah kepribadiannya...
Mengkhianati teman...
Menjual tubuh...
Bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku...!!!
Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat...
Tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat...
Menentukan kaya miskin dan terhormat atau terhina...
Aku bukan iblis...
Tapi sering orang melakukan kekejian demi aku...!!!
Aku juga bukan orang ketiga...
Tapi banyak suami istri pisah gara-gara aku...
Kakak dan adik beradu dan saling benci karena aku...
Anak dan orangtua berselisih gara-gara aku...!!!
Sangat jelas juga aku bukan Tuhan...
Tapi manusia menyembah aku seperti sesembahan...
Bahkan kerap kali hamba-hamba Tuhan lebih menghormati aku...
Padahal dalam Kitab Suci Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang...
Seharusnya aku melayani manusia...
Tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku...???
Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun...
Tapi banyak orang rela mati demi aku...
Perlu aku ingatkan...
Aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda...
Tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda...!!!
Kalau suatu hari anda di panggil Tuhan...
Aku tidak akan bisa menemani anda...
Apalagi menjadi penebus dosa-dosa anda...
Anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta lalu menerima penghakiman-NYA...!!!
Saat itu...
Tuhan pasti akan hitung-hitungan dengan anda...
APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN AKU dengan baik...
Atau sebaliknya MENJADIKAN AKU sebagai ilah kalian...???
➡ Ini informasi terakhirku :
AKU TIDAK ADA DI SURGA...
Jadi jangan cari aku disana...
➡ SARANKU :
1. Jangan terlalu sayang sama AKU...!!!
2. Gunakan AKU untuk JADI temanmu YANG BAIK dengan banyak BERBAGI, MEMBERI,MENOLONG, BERIBADAH, MELAYANI TUHAN, Jangan lupa berdoa, agar aku jadi BERKAT di dunia dan AKHIR ZAMAN...!!!
👍 AYO BAGIKAN SUPAYA SEMUA ORANG TAHU.