Latest News

Tuesday, March 27, 2018

MEMAHAMI WARNA LITURGI KHUSUS PEKAN SUCI



Minggu Palma, warna merah atau meriah. 
Simboliknya menyambut Yesus sebagai Raja, Hosana Putra Daud, yang memasuki gerbang Yerusalem. Kelak kita akan ganti disambut Sang Raja Yerusalem abadi, ketika kita memasuki gerbang Yerusalem abadi. Yaitu hidup kekal.

Kamis Putih, warna liturgi putih atau kuning muda. 
Simbolik kesucian diri ketika Yesus menyerahkan diri kepada Allah Bapa dan meninggalkan warisan bagi kita untuk melakukan Perjamuan Kudus atau misa. Pada saatnya kita kelak akan berserah diri kepada Tuhan Yesus yang sesungguhnya Allah Bapa sendiri. Dan kita akan diikutkan dalam perjamuan Kudus di surga. Syaratnya hati kita harus senantiasa putih bersih.

Jumat Agung warna liturgi merah, bukan hitam. 
Sesudah konsili Vatikan II, Gereja merubah warna liturgi Jumat Agung menjadi merah. Jumat agung bukan lagi sebagai penderitaan

Tuhan Yesus, tapi sebagai tanda kemenangan atas maut.
1. Penyaliban adalah penyaliban kedagingan atau keduniawian kita.
2. Salib simbol kemenangan atas maut. Melalui penyaliban maka ada kebangkitan hidup. Inilah bukti kemenangan atas maut. 
Yesus bersabda : "Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup" dan "Akulah Kebangkitan dan Hidup"

Hanya melalui kematian, kita kelak akan dibangkitkan dan memasuki hidup kekal.
Hanya yang percaya kepada Nya, akan beroleh hidup yang kekal. ( Yoh 17: 3) Sekarang kita memandang salib sebagai karya penebusan akan segala dosa kita.

Karena itu Jumat Agung, umat tidak diperkenankan lagi memakai baju warna hitam. Kalau punya merah atau putih. Bila tidak punya ya sepunyanya. 

Ingat, Jumat Agung bukan Jumat kesedihan tapi Jumat Kemenangan.

PASKAH †
PASKAH yang benar adalah hari Minggunya, malam Minggu adalah menjelang Paskah. Maka bila misa Paskah sebaiknya malam dan paginya. Pakaian liturgi putih.

Seyogyanya umat menyesuaikan diri dalam mengungkapkan imannya.
Selamat menyongsong Tri Hari Suci

Tuhan Yesus memberkati
😇🙏🏻🙏🏻🙏🏻





Tata cara Perayaan Ekaristi.,
Saudara2 bisa Broadcash ke grup teman2 yang lain supaya menyebar,

Saudara2...
Ini saya bagikan hasil seminar Liturgi  oleh RD Hieronimus Sridanto Aribowo Nataantaka, 
Ketua Komisi Liturgi KAJ,

TIDAK untuk diperdebatkan...
Dan semoga berguna bagi umat semua...

1. Masuk di bangku bisa berlutut, 
Bisa membungkuk 90° ke arah tabernakel jika lampu merah menyala, 
Kalau mati tidak perlu,

2. Waktu Pastur membungkuk di depan altar 
Umat ikut membungkuk 90°,
Tapi jika Pastur mencium altar umat,
Tidak perlu ikut membungkuk,

3. Jika bacaan diharap umat 
Tidak membaca tapi mendengarkan,
Dengan seksama,

4. Waktu doa BAPA KAMI, 
Tidak usah bergandengan tangan, 
Kecuali dalam kelompok kecil semua bisa bergandengan tangan,
Tangan boleh seperti berdoa,
Hanya pastor yang  tangannya membuka

5. Waktu salam damai Tidak perlu cipika cipiki,
Cukup bersalaman saja,
Kecuali kalau Misa ME itu diwajibkan,

6. Waktu Pastur mengangkat hosti saat umat menjawab saya tidak pantas...,
Umat 
Jangan menunduk tapi melihat hosti,

7. Jika pulang umat 
Tidak perlu mengambil air suci lagi,
Langsung pulang saja, 
Karena baru mendapat berkat yang bisa dibawa pulang,
Kalau ambil air suci diawal masuk untuk ingatkan kita akan baptisan yang sudah diterima, 
Dan untuk bersihkan hati kita agar siap bertemu dengan Tuhan,

8. Tanda salib sebenarnya 
Hanya di awal dan diakhir misa,
Waktu Pastur yang memimpin.

Selamatmenunaikan misa. semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment

Tags